Bab
1: ITIL (Information Technology Infrastructure Library)
ITIL
atau Information Technology Infrastructure Library (Bahasa Inggris,
diterjemahkan Pustaka Infrastruktur Teknologi Informasi), adalah suatu
rangkaian konsep dan teknik pengelolaan infrastruktur, pengembangan, serta
operasi teknologi informasi (TI). ITIL diterbitkan dalam suatu rangkaian buku
yang masing-masing membahas suatu topik pengelolaan TI.
Pada
30 Juni 2007, OGC menerbitkan versi ketiga ITIL (ITIL v3) yang intinya terdiri
dari lima bagian dan lebih menekankan pada pengelolaan siklus hidup layanan
yang disediakan oleh teknologi informasi. Kelima bagian tersebut adalah:
1. Service
Strategy
2. Service
Design
3. Service
Transition
4. Service
Operation
5. Continual
Service Improvement
Kelima
bagian tersebut dikemas dalam bentuk buku, atau biasa disebut sebagai core
guidance publications. Setiap buku dalam kelompok utama ini berisi:
1. Practice
fundamentals – menjelaskan latar belakang tahapan lifecycle serta kontribusinya
terhadap pengelolaan layanan TI secara keseluruhan.
2. Practice
principles – menjelaskan konsep-konsep kebijakan serta tata kelola tahanan
lifecycle yang menjadi acuan setiap proses terkait dalam tahapan ini.
3. Lifecycle
processes and activities – menjelaskan berbagai proses maupun aktivitas yang
menjadi kegiatan utama tahapan lifecycle. Misalnya proses financial management
dan demand management dalam tahapan Service Strategy.
4. Supporting
organization structures and roles – proses-proses ITIL tidak akan dapat
berjalan dengan baik tanpa defini roles dan responsibilities. Bagian ini
menjelaskan semua aspek yang terkait dengan kesiapan model dan struktur
organisasi.
5. Technology
considerations – menjelaskan solusi-solusi otomatisasi atau software ITIL yang
dapat digunakan pada tahapan lifecycle, serta persyaratannya.
6. Practice
Implementation – berisi acuan/panduan bagi organisasi TI yang ingin mengimplementasikan
atau yang ingin meningkatkan proses-proses ITIL.
7. Complementary
guideline – berisi acuan model-model best practice lain selain ITIL yang dapat
digunakan sebagai referensi bagian tahapan lifecycle.
8. Examples and
templates – berisi template maupun contoh-contoh pengaplikasian proses.
Di
samping buku-buku dalam core guidance publications, ada juga complementary
guidance. Dimana buku-buku dalam kategori nantinya dimaksudkan untuk memberikan
model, acuan dan panduan bagi penerapan ITIL pada sektor-sektor tertentu
seperti jenis industri tertentu, tipe organisasi serta arsitektur teknologi.
Dengan demikian, ITIL akan dapat lebih diterima serta diadaptasi sesuai dengan
lingkungan serta behaviour dari setiap organisasi TI.
Kerangka ITIL
IT Infrastructure Library (ITIL)
merupakan standar yang dikeluarkan pemerintah United Kingdom (UK) sebagai
kerangka kerja yang diacu oleh best practice proses dan prosedur manajemen
operasional. Lebih spesifik, ITIL terutama memfokuskan terhadap pendefinisian
fungsi, operasional dan atribut organisasi yang diperlukan agar manajemen
operasional dapat dioptimasi secara penuh ke dalam dua kategori utama
pengelolaan Aktivitas TI dalam perusahaan yaitu: Service Support Management dan
Service Delivery Management.
Inti ITIL
Nama ITIL dan IT Infrastructure
Library merupakan merek dagang terdaftar dari Office of Government Commerce
(OGC) Britania Raya. ITIL memberikan deskripsi detail tentang beberapa praktik
TI penting dengan daftar cek, tugas, serta prosedur yang menyeluruh yang dapat
disesuaikan dengan segala jenis organisasi TI.
Walaupun
dikembangkan sejak dasawarsa 1980-an, penggunaan ITIL baru meluas pada
pertengahan 1990-an dengan spesifikasi versi keduanya (ITIL v2) yang paling
dikenal dengan dua set bukunya yang berhubungan dengan ITSM (IT Service
Management), yaitu Service Delivery (Antar Layanan) dan Service Support
(Dukungan Layanan).
Model Pengelolaan Layanan ITIL
Service
Strategy
Inti
dari ITIL Service Lifecycle adalah Service Strategy.
Service
Strategy memberikan panduan kepada pengimplementasi ITSM pada bagaimana
memandang konsep ITSM bukan hanya sebagai sebuah kemampuan organisasi (dalam
memberikan, mengelola serta mengoperasikan layanan TI), tapi juga sebagai
sebuah aset strategis perusahaan. Panduan ini disajikan dalam bentuk
prinsip-prinsip dasar dari konsep ITSM, acuan-acuan serta proses-proses inti
yang beroperasi di keseluruhan tahapan ITIL Service Lifecycle.
Proses-proses
yang dicakup dalam Service Strategy :
1. Service
Portfolio Management
2. Financial
Management
3. Demand
Management
Service
design
Service
Design berisi prinsip-prinsip dan metode-metode desain untuk mengkonversi
tujuan-tujuan strategis organisasi TI dan bisnis menjadi portofolio/koleksi
layanan TI serta aset-aset layanan, seperti server, storage dan sebagainya.
Ruang
lingkup Service Design tidak melulu hanya untuk mendesain layanan TI baru,
namun juga proses-proses perubahan maupun peningkatan kualitas layanan,
kontinyuitas layanan maupun kinerja dari layanan.
Proses-proses
yang dicakup dalam Service Design yaitu:
1. Service
Catalog Management
2. Service
Level Management
3. Supplier
Management
4. Capacity
Management
5. Availability
Management
6. IT Service
Continuity Management
7. Information
Security Management
Service
Traansition
Service
Transition menyediakan panduan kepada organisasi TI untuk dapat mengembangkan
serta kemampuan untuk mengubah hasil desain layanan TI baik yang baru maupun
layanan TI yang dirubah spesifikasinya ke dalam lingkungan operasional. Tahapan
lifecycle ini memberikan gambaran bagaimana sebuah kebutuhan yang didefinisikan
dalam Service Strategy kemudian dibentuk dalam Service Design untuk selanjutnya
secara efektif direalisasikan dalam Service Operation.
Service
Operation
Service
Operation merupakan tahapan lifecycle yang mencakup kegiatan operasional harian pengelolaan
layanan-layanan TI. Di dalamnya terdapat panduan pada bagaimana mengelola
layanan TI secara efisien dan efektif. Panduan-panduan ini mencakup bagaiman
menjaga kestabilan operasional layanan TI serta pengelolaan perubahan desain,
skala, ruang lingkup serta target kinerja layanan TI.
Proses-proses
yang dicakup dalam Service Transition yaitu:
1.
Event Management
2.
Incident Management
3.
Problem Management
4.
Request Fulfillment
5.
Access Management
Continual Service
Improvement
Continual
Service Improvement (CSI) memberikan panduan penting dalam menyusun serta
memelihara kualitas layanan dari proses desain, transisi dan pengoperasiannya.
CSI mengkombinasikan berbagai prinsip dan metode dari manajemen kualitas.
Penerapan
ini merupakan pendahuluan dari Countinual Service Inprovement (CSI) berdasarkan
ISO/IEC 20000, yang merupakan :
·
Mendefinsikan
pemeriksaan yang dibutuhkan dalam melakukan eksekusi pada tahapan pemeriksaan.
·
Mengidentifikasikan
komparisasi tampilan berdasarkan CSI serta lifecycle yang lainnya.
·
Mengidentifikasikan
proses aktivitas yang membutuhkan pengenalan.
·
Mengidentifikasikan
kewajiban dan wewenang dari manajemen.
·
Mencari
tools yang dibutuhkan untuk mendukung dan mempros dokumen
Bab
2 : Layanan LIFECYCLE
Tata Kelola
Penyedia layanan mungkin ada dalam
suatu organisasi semata - mata untuk memberikan layanan pada satu unit bisnis
yang spesifik, untuk layanan unit bisnis, atau mungkin beroperasi sebagai
penyedia layanan eksternal yang melayani beberapa bisnis eksternal.
Terlepas
dari konteks di mana penyedia layanan beroperasi, Strategi layanan juga harus
didasarkan pada pengakuan yang jelas dari keberadaan kompetisi, kesadaran bahwa
masing-masing pihak memiliki pilihan, dan pandangan tentang bagaimana penyedia
layanan akan membedakan dirinya dalam kompetisi. Semua penyedia layanan
membutuhkan strategi layanan.
Resiko
Berdasarkan definisi life cycle
thinking dapat disimpulkan bahwa pada versi terbaru ini tidak hanya perusahaan
tersertifikasi yang menerapkan sistem manajemen ramah lingkungan tetapi juga
mengajak baik supplier maupun user untuk menggunakan produk ramah lingkungan.
Jenis Penyedia Layanan IT
4 Strategi
Dalam Penyedia Layanan TI
Manajemen
dalam bahas inggris adalah management yang berasal dari kata “to” dan “manage”
yang artinya mengendalikan atau mengurus. Jadi manajemen merupakan sebuah
proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan seperti perencanaan, penggerakan,
pengawasan dan pengendalian.
Pelayanan
TI merupakan salah satu strategi dalam manjemen. Contoh dari pelayanan IT yaitu
seperti cloud computing. Cloud computing sangat berguna dalam perusahaan agar
dapat menyimpan dan mengakses data kapanpun dan dimanapun secara aman dan lebih
efisien. Terdapat 4 strategi yang sudah dipertimbangkan untuk pelayanan di
pasar, yaitu :
1. Strategis
sebagai perspektif
Ini
berkaitan dengan visi , arah dan filosofi penyedia layanan TI untuk melakukan
bisnis dengan pelanggannya
2. Strategi
sebagai posisi
Ini
menjelaskan strategi dalam hal pendekatan umum penyedia layanan TI untuk
penawaran layanan . (misalnya biaya tinggi atau biaya rendah penekanan pada
utilitas atau garansi ).
3. Strategi
sebagai rencana
Ini
menggambarkan strategi sebagai rencana yang menunjukkan bagaimana penyedia
layanan TI akan bergerak dari hari ini ke tempat hari dimana yang diinginkan.
4. Strategi
sebagai pola
Ini
menggambarkan strategi sebagai cara yang konsisten membuat keputusan
Manajemen
Pelayanan Sebagai Aset Strategis
Adalah awal dari sebuah proses
peningkatan manajemen aset yang berkelanjutan untuk memastikan manajemen yang
mampu memberikan layanan yang berkualitas. Hal ini dapat dibangun secara
efektif dengan manajemen aset yang mengkombinasikan manajemen, keuangan, ekonomi,
teknik dan praktek lainnya untuk aset tersebut.
Tujuan
dari manajemen aset strategi menurut Departement of Treasury and Finance
Tasmania Government adalah untuk memaksimalkan potensi pelayanan aset,
mengurangi permintaan aset baru, mencapai value for money yang lebih besar,
mengeliminasi pengadaan dan kepemilikan aset yang tidak dibutuhkan dan
memfokuskan perhatian pada hasil.
Manajemen
aset strategik dilengkap dengan sebuah kerangka yang dapat membuat setiap
kegiatan dalam siklus hidup aset menjadi lebih baik. Hal utama dari kerangka
ini adalah bahwa manajemen aset strategi
harus konsisten dengan misi perusahaan dan terintergrasi dengan komponen
manajemen strategis lain.
Ada
dua komponen strategi pelayanan . Strategi pelayanan yang jelas tentang pengembangan
strategi untuk pengiriman layanan tertentu, tetapi ada juga strategi pengembangan
manajemen pelayanan sebagai kompetensi untuk memberikan pelayanan sebagai
bagian dari strategi bisnis dan sebagai dasar untuk pemerintahan yang baik.
Pengembangan
manajemen pelayanan sebagai aset strategis merupakan pusat strategi pelayanan.
Empat M Strategi
·
Memahami
layanan yang mereka sediakan baik dari konsumen dan perspektif penyedia
·
Memastikan
bahwa layanan berjalan dengan baik agar pelanggan mendapatkan yang diinginkan
·
Memahami
service yang diberikan untuk pelanggan karena kepuasan pelanggan adalah yang
utama
·
Memahami
dan mengelola semua biaya dan risiko yang berkaitan dengan pemberian layanan
tersebut
Manajemen Pelayanan sebagai aset Srategis
Manajemen pelayanan adalah
seperangkat kemampuan organisasi khusus untuk memberikan hasil kepada pelanggan
dalam bentuk layanan. “Kemampuan Khusus Organisasi” ini meliputi proses,
kegiatan, fungsi dan peran yang menggunakan penyedia layanan dalam memberikan
layanan kepada pelanggan mereka, serta kemampuan untuk membangun struktur organisasi
yang cocok, mengelola pengetahuan dan memahami bagaimana memfasilitasi hasil
yang menciptakan nilai.
Meskipun
tidak ada definisi tunggal profesi, profesi diterima secara luas bahwa kata
profesi berlaku di mana sekelompok orang berbagi standar umum dan disiplin
berdasarkan tingkat tinggi pengetahuan dan keterampilan, yang diperoleh dari
skema pendidikan terorganisir didukung oleh pelatihan melalui pengalaman dan
diukur dan diakui melalui kualifikasi formal.
Selain
itu, profesi berusaha untuk menggunakan pengaruhnya melalui pengembangan
pedoman praktik yang baik dan saran dalam rangka meningkatkan standar kinerja
di bidang yang diberikan.
Manajemen
layanan memiliki hak yang jelas untuk menganggap dirinya sebagai sebuah
profesi, dan latihan disiplin manajemen pelayanan sebagai praktek profesional
dilakukan dan didukung oleh komunitas global ditarik dari semua sektor pasar.
Ada
tubuh yang kaya pengetahuan dan pengalaman termasuk skema formal untuk
pendidikan individu.
Mengotomatisasi Proses Pengelolaan
Penerapan dan pengelolaan corporate
governance yang baik atau yang lebih dikenal dengan istilah Good Corporate
Governance merupakan konsep yang menekankan pentingnya hal pemegang saham untuk
memperoleh informasi dengan benar, akurat, dan tepat waktu.
Di
era persaingan global ini, dimana batas-batas negara tidak lagi menjadi
penghalang untuk berkompetisi, hanya perusahaan yang menerapkan Good Corporate
Governance (GCG) yang mampu memenangkan persaingan. GCG merupakan suatu
keharusan dalam rangka membangun kondisi perusahaan yang tangguh dan
sustainable. Ia diperlukan untuk menciptakan sistem dan struktur perusahaan
yang kuat sehingga mampu menjadi perusahaan kelas dunia.
Good
Corporate Governance pada dasarnya merupakan suatu sistem (input, proses,
output) dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak
yang kepentingan (stakeholders) terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang
saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi tercapainya tujuan perusahaan.
Good
Corporate Gorvernance dimasukkan untuk mengatur hubungan-hubungan ini dan
mencegah terjadinya kesalaha-kesalahan signifikan dalam strategi perusahaan dan
untuk memastikan bahwa kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat di perebaiki
dengan segera.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/ITIL
http://darmansyah.weblog.esaunggul.ac.id/2013/08/11/kerangka-kerja-itil-dalam-tata-kelola-ti/
https://aisyahoctav.weebly.com/softskill/penjelasan-tentang-information-technology-infrastructure-library
https://adrivit.wordpress.com/2016/04/27/penyedia-layanan-ti/
Komentar
Posting Komentar